Ruwat Bumi Purwamenggala VII Desa Purwonegoro


Ruwat bumi merupakan tradisi budaya yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat jawa, termasuk Desa Purwonegoro. Kata “Ruwat” berasal dari Bahasa Jawa yang berarti menjaga atau membersihkan sementara “Bumi” merujuk pada tempat hidup manusia. Maka dari itu “Ruwat Bumi” diartikan sebagai tradisi sakral sebagai wujud pelestarian dan penjagaan terhadap segala yang telah diberikan bumi kepada manusia seperti hasil panen, kesejahteraan dan keselamatan hidup.
Tradisi Ruwat Bumi di Desa Purwonegoro pertama kali diselenggarakan pada tahun 2013 oleh Dr. KRT. H. Renda Sabita Noris S, S.H., M.Kn yang saat itu menjabat sebagai kepala Desa dan masih memimpin hingga saat ini. Keinginan beliau untuk mengadakan Ruwat Bumi ini lahir dari semangat melestarikan budaya lokal sekaligus memperkuat nilai spiritual dan gotong royong warga Desa. Ruwat Bumi diselenggarakan setiap dua tahun sekali dan tahun ini memasuki pelaksanaan yang ke-7 yang dilaksanakan di Stadion Purwamenggala, Desa Purwonegoro. Tradisi ini menjadi momen penting dan sakral bagi masyarakat Desa Purwonegoro untuk menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil bumi, keselamatan, dan kehidupan yang damai di Desa Purwonegoro. Kegiatan Ruwat Bumi berlangsung selama 7 hari berturut-turut dari siang sampai dengan malam hari dengan berbagai agenda kebudayaan dan keagamaan yang melibatkan seluruh masyarakat Desa Purwonegoro.
Kegiatan hari pertama Ruwat Bumi dilaksanakan pada hari Kamis pada tanggal 17 Juli 2025 diawali dengan pemasangan layur dan melakukan kerja bakti bersama warga Desa Purwonegoro untuk membersihkan lingkungan sekitar dengan tujuan “Bersih Desaku, Bersih Jiwaku dan Bersih Pikiranku”. Layur sendiri merupakan hiasan berbentuk seperti bendera panjang yang biasanya berwarna cerah, dipasang di sepanjang jalan dan tempat-tempat strategis Desa sebagai simbol untuk memeriahkan acara Ruwat Bumi ini. Warga Desa Purwonegoro turut bergotong royong membersihkan lingkungan sekitar rumah. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman, tetapi juga menjadi simbol kesiapan batin untuk menjalani seluruh rangkaian acara dengan hati yang bersih. Pada malam hari seluruh warga berkumpul di Stadion Purwamenggala untuk mengikuti doa bersama yang dipimpin langsung oleh Kepala Desa. Kegiatan ini diisi dengan doa bersama-sama yang dipanjatkan demi keselamatan, kelancaran seluruh acara, serta keberkahan bagi seluruh masyarakat Desa Purwonegoro. Suasana khidmat dan penuh kekhusyukan menutup hari pertama, membuka rangkaian Ruwat Bumi dengan semangat kebersamaan dan rasa syukur yang mendalam.