Ziarah dan Bersih Makam Mewarnai Hari Kedua Ruwat Bumi Desa Purwonegoro

Hari kedua pelaksanaan Ruwat Bumi Purwamenggala VII Desa Purwonegoro, Jumat, 18 Juli 2025 diisi dengan kegiatan bersih-bersih makam dan ziarah ke makam para leluhur. Rangkaian ini menjadi bagian penting dalam tradisi ruwatan, sebagai bentuk penghormatan terhadap tokoh-tokoh yang pernah berjasa bagi Desa. Rangkaian hari kedua dimulai sejak pagi hari dengan kegiatan bersih makam yang dilaksanakan bersama-sama oleh warga di setiap dusun.
Kegiatan Ruwat Bumi hari kedua dimulai pukul 06.00 WIB yang menjadi bagian dari tradisi membersihkan tempat peristirahatan para leluhur (Makam Puri Laya, Makam Bojong Koneng, dan Makam Nirwana Tambak sari) sembari menyucikan hati dan lingkungan menjelang acara inti ziarah. Menjelang siang, masing-masing kepala dusun mulai melakukan persiapan di masing - masing titik tempat ziarah yang telah ditentukan. Pada malam hari sekitar pukul 18.15 WIB, para peserta ziarah mulai berkumpul di Makam Purwamenggala (Beliau adalah kepala Desa pertama kali di Desa Purwonegoro). Prosesi ziarah tersebut dimulai dari titik pertama di setiap dusunnya lalu dilanjutkan ke titik selanjutnya sebagai satu rangkaian yang saling menyambung dengan bertujuan untuk mengikuti tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun, sebagai bentuk penghormatan pada para tokoh Desa sesuai sejarah dan peran mereka dalam perjalanan Purwonegoro.
Melalui rangkaian kegiatan di hari kedua ini, semangat kebersamaan dan nilai-nilai luhur peninggalan para leluhur kembali dihidupkan. Tradisi Ruwat Bumi yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali ini bukan sekadar prosesi adat, melainkan menjadi wujud nyata penghormatan terhadap para tokoh yang berjasa dalam sejarah Desa Purwonegoro. Kegiatan bersih makam dan ziarah menjadi momentum Sakral untuk merenungkan kembali pentingnya menjaga warisan budaya, menghargai akar sejarah Desa, dan melestarikan cagar budaya. Kehadiran warga dari seluruh dusun dalam prosesi ini mencerminkan eratnya ikatan sosial dan kepedulian bersama terhadap tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun.