Ruwat Bumi Desa Purwonegoro Ditutup dengan Wayang
Kulit sebagai Simbol Pelestarian Budaya

Perayaan Ruwat Bumi Desa Purwonegoro tahun ini resmi ditutup dengan gelaran budaya yang penuh makna dan nuansa tradisional pada Rabu, 23 Juli 2025. Memasuki hari ketujuh, seluruh warga telah menantikan malam puncak yang menjadi salah satu acara yang ditunggu dalam rangkaian Ruwat Bumi, yaitu pagelaran wayang kulit oleh Ki Dalang Eko.
Persiapan kegiatan dimulai pada pagi hari mulai pukul 08.00 hingga 12.00 WIB. Segala kebutuhan panggung, dekorasi, serta area penonton ditata dengan rapi untuk memastikan kenyamanan selama pertunjukan berlangsung. Pukul 20.00 WIB, acara dibuka dengan sambutan dari mantan Kepala Desa Purwonegoro yakni H. Toto Hardono dilanjutkan oleh Kepala Desa. Beliau mengucapkan rasa syukur dan mengajak para warga untuk menjaga kekompakkan dan tetap menghargai budaya, beliau juga menyampaikan terimakasih atas partisipasi warga dan berbagai pihak yang telah turut mensukseskan agenda dua tahunan ini.
Pukul 20.30 WIB pertunjukan wayang kulit resmi dimulai. Pagelaran ini menjadi puncak sekaligus penutup seluruh rangkaian Ruwat Bumi yang telah berlangsung selama tujuh hari penuh. Lantunan gamelan, kepiawaian sang dalang, dan kisah pewayangan yang sarat nilai menjadi hiburan sekaligus pengingat akan pentingnya kearifan lokal dan budaya leluhur. Melalui pertunjukan ini, warga diajak untuk merenungi pesan moral yang disampaikan sekaligus menikmati kebersamaan dalam suasana malam yang hangat dan meriah. Pagelaran berlangsung hingga dini hari dan diikuti dengan antusiasme luar biasa dari masyarakat Desa Purwonegoro.
Dengan berakhirnya pertunjukan wayang kulit, seluruh rangkaian Ruwat Bumi Desa Purwonegoro resmi ditutup. Semangat gotong royong, pelestarian budaya, dan kepedulian sosial yang terbangun selama tujuh hari ini diharapkan dapat terus hidup dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari hingga perayaan dua tahun mendatang.